O Hades yang agung
Namamu teruntai kisah ratusan
Walau bukan dalam pujaan
Apalagi pujian
Yang ada hanya cercaan
Sarat ketakutan
Tidakkah kau kesal?
Wahai penguasa bawah tanah
Kau dikutuk dan dibenci
Ketika dewa lain dihormati
Sungguh manusia dalam anomali
Tanpa engkau
Tak ada cahaya,
Karena apa artinya panas
Tanpa adanya dingin
Tidakkah kau jengkel?
Padahal Istrimu,
Persefone yang jelita,
Anak dari dewi kesuburan
Pencipta 4 musim,
Yang menciptakan keseimbangan
Ketika awalnya, semua adalah semi
Mungkin, siksaan Tantalus yang kami lihat
Yang diberi dahaga tanpa pemuas
Atau kutukan Sisifus,
Dengan batu yang selalu jatuh
Atau hukuman Pirithous
Yang terduduk selamanya.
Tapi apakah
Neraka selalu tempat yang buruk?
Wahai Raja para arwah!
Apa yang kami takutkan darimu?
Kau cermin kegelapan.
Apa yang kami takutkan dari kegelapan?
Gelap cermin ketidakpastian
Apa yang kami takutkan dari ketidakpastian?
Entah.
Mungkin memang ketidakpastian
ibu dari semua ketakutan
Seperti halnya mati, Hades
Ia refleksi agung tanda tanya
Musuh setiap manusia
Yang tak mampu merengkuhnya
Dengan jiwa penuh dahaga.