Jalan Malam

Kelap kelip pantul air hujan

Tetes gerimis pancar riak genangan

Lembab Udara mencumbui malam

Mengawasiku termangu di pinggir jalan


Hening Sunyi temani langkah kaki

Tetes langit perlahan membasahi

Mengiringi waktu mengganti hari

Membuka Halaman kontemplasi


Hati tak lagi mampu mendeskripsi

Kata tertahan kaku pada puisi

Menghayati segala tanpa mengerti

Pertunjukan Takdir yang Terus menari


Sekan semua mencipta nada

Ragam tanya yang awalnya menyiksa

Kini tersisa hanya hampa

Hilang makna tanpa kuasa


Ah, rembulan pun selalu sembunyi

Ataupun senja tak lagi menemani

Yang ada kelabu tanpa henti

Dengan dingin dan basah mengiringi


Dari cinta hingga semesta

Ku telah lelah menerka

Membawa puncak kesadaran jiwa

Untuk menjadi lebih merdeka

rss researchgate issuu facebook twitter github youtube mail spotify lastfm instagram linkedin google google-plus pinterest medium vimeo stackoverflow reddit quora quora