Berjalan mengikuti sunyi,
setelah melewati
forum-forum yang melelahkan hati.
Bayang-bayang gelap di kanan kiri,
menghantui
penuh intimidasi.
Tak ada suara selain roda berputar,
tak ada cahaya selain lampu berpendar.
Menunduk bumi tak melihat arti,
menatap awan tak menyimpan jawaban.
Sayang,
hujan baru menjelang,
langit kelabu menutup rembulan,
tiada sedikit pun ia terpampang,
sekedar memberiku sedikit kenangan.
Dulu ku tatap ia
dari sbuah jendela,
bersama laju yang sunyi mendera,
selagi menuliskan syair bersama,
tentang mimpi dan cita-cita.
Kembali ku brjalan menyusuri sepi,
setelah terlintasi
ribuan pikiran penuh arti,
berharap suatu saat nanti,
jawaban ini
tak ku terima sendiri.
Kini,
Ku tatap ia dari kegelapan,
bersama malam
menembus awan
kelam,
selagi menulis syair harapan,
tentang hidup dan masa depan.
(PHX, Bandung, 2014)