Bagi kami
yang sedang gelisah atas makna
realita dan idealisme,
pucuk pucuk trembesi
dan mahoni
di sepanjang jalan ini
nampak seperti rentetan tanda tanya yang menyalak di gelapnya malam.
Kau harus tahu, bahwa
langit selalu bercerita lewat tetes hujan,
betapa kesedihan itu kepunyaan orang-orang
yang memiliki kebahagian dan kebenaran,
karena sesungguhnya tidak ada seorang pun yang mampu
memahami semua hal abstrak itu.
Jalan ini masih panjang, sayang,
layaknya jalan hidupmu yang terbentang
luas dengan berbagai probabilitas,
seperti sistem persamaan dengan tak hingga solusi.
Jalan kita masih panjang,
menuju satu titik akhir,
semacam telomerase yang menandai
berhentinya replikasi.
Ya, satu titik, yang akan
menjabarkan setiap alasan
dari probalitas yang kita temui.
Menyusunkan kalimat-kalimat
dari setiap persimpangan menjadi sajak-sajak utuh
yang layak dibacakan
suatu saat nanti.
Dari tempat sempit ini,
jemari kami menuliskan harapan
untuk sebuah masa depan
dengan jawaban utuh atas semua pertanyaan
yang selama ini meresahkan
hati.